REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mitrabara Adiperdana Tbk akan melepas sebanyak-banyaknya 273.066.600 saham dalam penawaran umum perdana saham. Nilai itu merupakan 22 persen dari modal disetor.
Direktur Investment Banking PT Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing mengatakan, yang dilepas terdiri dari 136,5 juta saham baru. "Sisanya merupakan saham divestasi milik induk usaha PT Wahana Sentosa Cemerlang," kata Boumediene usai due dilligence di Jakarta, Senin (24/6).
Harga yang ditawarkan mulai Rp 1.150 sampai Rp 1.350 per saham. Dengan, harga yang ditargetkan dari initial public offering (IPO) antara Rp 313-368 miliar.
Dari hasil dana IPO, sekira 58,6 persen akan dipakai untuk meningkatkan modal disetor dan ditempatkan untuk entitas anak. Sekira 35 persen akan dipakai untuk modal kerja perseroan dan sisanya dipakai untuk memenuhi belanja modal melalui pembangunan fasilitas pendukung di area tambang.
Dana yang diberikan kepada anak usaha akan dipakai untuk pembangunan fasilitas infrastruktur pendukung. Melalui anak usahanya PT Baradinamika Muda Sukses, perseroan akan membangun pelabuhan dengan kapasitas lima juta ton.
Infrastruktur pelabuhan merupakan bottle neck yang menghambat kinerja perseroan. Sehingga, Mitrabara menilai perlu melakukan pengembangan infrastruktur berupa pembangunan pelabuhan. Apalagi, perseroan akan meningkatkan produksi sampai 60 persen pada 2016.
Tahun ini, perseroan menargetkan produksi sebesar 2,5 juta ton. Target produksi ini meningkat 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Di akhir 2015 kami targetkan empat juta ton," kata Direktur Utama Mitrabara Khoirudin.
Pelabuhan akan dibangun dengan kapasitas lebih banyak dari produksi perseroan. Hal ini dilakukan karena Mitrabara ingin melakukan diversifikasi bisnis anak usaha.
Nantinya, Baradinamika akan fokus sebagai provider pelabuhan. Kapasitas produksi empat juta ton akan dipakai sendiri oleh Mitrabara. Sementara, kapasitas satu juta ton akan dipakai untuk melayani tambang di sekitar perseroan.
Khoirudin menambahkan, fasilitas pelabuhan akan terbagi dalam tiga tahap. Yaitu pembangunan fasilitas loading system, crushing and receiving system, dan fasilitas bangunan. "Tahun ini akan dimulai bangun loading system. Diharapkan di akhir semester pertama tahun depan pembangunan pelabuhan selesai," kata Khoirudin.
Kepala Riset Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya menilai tantangan IPO perusahaan tambang cenderung berat. Hal ini disebabkan masih tertekannya harga batu bara dan masih adanya kelebihan pasokan batu bara sampai akhir 2014.
Namun, perseroan memiliki keunggulan berupa produk yang ramah lingkungan. "Tapi yang perlu dicermati adalah target pertumbuhan dan langkah mereka dalam menghadapi hal tersebut," ujar William.