REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memiliki sejumlah langkah untuk menghemat anggaran. Di antaranya, menekan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, perlambatan ekonomi terjadi tidak hanya di Indonesia. ''Pertumbuhan tertinggi ekonomi terjadi di Filipina. Di sana juga mengalami pemotongan pertumbuhan,'' kata dia di Kementerian Keuangan, Kamis (19/6) sore.
Menurut Chatib, langkah pemerintah menghemat anggaran dengan menurunkan volume konsumsi BBM bersubsidi dari 48 juta kiloliter (kl) menjadi 46 juta kl. Nantinya, apabila konsumsi BBM bersubsidi melampaui patokan maka tidak bisa diberikan tambahan kuota.
Dalam APBN-P 2014 anggaran subsidi BBM mencapai Rp 246,5 triliun. Naik dari sebelumnya Rp 210,7 triliun.
Selain itu juga ada pelarangan penggunaan BBM bersubsidi untuk kendaraan dinas sektor perkebunan dan konversi dari BBM ke BBG dan energi terbarukan.
Sebelumnya, Panitia Kerja (Panja) Belanja, Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama pemerintah menyepakati penghematan anggaran pemerintah sebesar Rp 43,025 triliun. Kesepakatan tersebut lebih rendah sebesar Rp 56,975 triliun dari instruksi presiden sebesar Rp 100 triliun.