REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perluasan adopsi penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia dinilai harus melibatkan operator telekomunikasi, karena memiliki basis pelanggan, teknologi dan infrastruktur yang dimiliki.
"Jika Pemerintah ingin mengembangkan ekosistem 'less cash society (masyarakat tanpa uang tunai) dan 'financial inclusion' (akses masyarakat terjadap jasa keuangan), maka jangan melupakan pemain industri telko," kata Dirut Telkomsel Alex J Sinaga, saat membuka diskusi IndoTelko Forum: "Collaborative & Incentives: A New Breakthrough for e-Money" di Jakarta, Rabu (11/6)..
Menurut Alex, para pelaku usaha di sektor telekomunikasi selama ini terus berevolusi dari memberikan layanan komunikasi, "computing", "entertainment", hingga "financial services".
"Pada layanan jasa keuangan sejauh ini belum dioptimalkan. Padahal operator telekomunikasi memiliki kekuatan yang bisa melayani semua?segmen. Industri telekomunikasi juga terbukti melayani masyarakat dari Sabang hingga Merauke," ujar Alex.
Ia mencontohkan, di Filipina antaroperator telekomunikasi saling berkolaboras dan perbankan dengan membentuk anak usaha, dan terbukti mampu meningkatkan jumlah rekening bank 5 persen-10 persen, nasabah "retail loan" hingga 1000 persen, dan transaksi elektronik 53 persen.