Selasa 20 May 2014 22:04 WIB

Cigna Targetkan Pertumbuhan Dua Digit

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Djibril Muhammad
Cigna
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Cigna

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Asuransi Cigna (Cigna) dengan pendekatan berbasis konsumen berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan premi sebesar 17 persen.

Total pertumbuhan premi bersih mencapai Rp 1,027 triliun meningkat dari sebelumnya Rp 878 miliar. Sementara total aset perusahaan mencapai Rp 1,8 triliun.

Deputy Chief Executive Officer Cigna, Julian Mengual menyatakan kinerja keuangan perseroan mengalami pertumbuhan pesat di 2013. Di mana ketika pasar tumbuh hanya 20 persen, Cigna mengalami peningkatan penjualan 35 persen.

Apalagi pertumbuhan ini didukung rasio kesehatan RBC (Risk Based Capital), sebesar 755 persen. Atau bisa disebut enam kali lebih tinggi dari minimum RBC yang ditetapkan pemerintah.

Ia menambahkan salah satu langkah Cigna adalah dengan mengedepankan konsumen. Salah satunya dengan meluncurkan produk Family Eazicare. Eazicare adalah polis asuransi pertama di Indonesia yang dapat melindungi sampai lima anggota keluarga hanya dengan satu premi.

"Produk ini mendorong pertumbuhan bisnis Cigna sebesar 26 persen," ucap dia dalam Konferensi Pers Laporan Kinerja Cigna dan Laporan Survey Swiss Re, Selasa (20/5).

Selain itu, Cigna juga memperkuat saluran distribusi baik langsung maupun tatap muka melalui PMA (Priority Marketing Advisor) yang berkontribusi sebesar 32 persen.

"Kami berhasil meningkatkan kepercayaan dan kepuasan terhadap produk Cigna, dibuktikan melalui hasil pengukuran terstruktur lewat transaksi NPS (Net Promotor Score) senilai 24 poin," tambah Julian.

Target Diatas Dua Digit

Sementara memasuki di 2014, ia menyatakan perseroan optimis bisnis akan berkembang semakin besar. Apalagi melihat peluang positif dari industri asuransi Indonesia, ditunjukkan laju pertumbuhan dua digit dan diperkirakan akan terus meningkat mengalami pertumbuhan signifikan.

Apalagi, ujar dia, dengan penetrasi asuransi di Indonesia yang masih rendah. Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, persentase masih di bawah dua persen dari Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB).

Hanya saja di saat yang sama ekonomi Indonesia tumbuh pesat dengan jumlah penduduk kelas menengah yang juga meningkat. "Q1 (Kuartal I) tahun ini kami tumbuh kuat diatas dua puluh persen, dan target kami tahun ini bisa diatas 10 persen atau dua digit," ucap Julian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement