REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) memperoleh laba sebesar Rp 326 miliar pada triwulan I-2014. Laba tumbuh -12,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Direktur Utama BJB Bien Subiantoro mengatakan, penurunan laba disebabkan oleh tingginya Dana Pihak Ketiga (DPK). "Di awal 2014, dana yang masuk di atas ekspektasi," ujar Bien yang ditemui usai Paparan Kinerja Triwulan I-2014, Rabu (30/4).
DPK tercatat tumbuh 28 persen menjadi Rp 57,9 triliun. Dari total DPK, giro tercatat sebesar Rp 16,5 triliun, tumbuh 7,1 persen. Tabungan tercatat sebesar Rp 8,8 triliun, tumbuh 24,1 persen. Tergerusnya laba disebabkan oleh kenaikan deposito yang tumbuh sebesar 43,6 persen menjadi Rp 32,4 triliun.
"Ini tentu meningkatkan biaya bunga. Peningkatannya lebih tinggi dari pendapatan bunga," ujarnya. Marjin bunga bersih (NIM) BJB tercatat sebesar 6,8 persen, turun 1,4 persen yoy, sedangkan biaya dana atau cost of fund (COF) naik 1,2 persen menjadi 5,8 persen.
Bien mengatakan, BJB memang memberikan bunga deposito special rate bagi beberapa nasabah. Pada awal tahun, bunga deposito mencapai 11 persen. Untuk menurunkan biaya dana tersebut, BJB telah menurunkan bunga deposito menjadi 10 persen. COF pada akhir tahun ditargetkan sebesar 5 persen.
Kenaikan deposito juga disebabkan oleh banyaknya dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang masuk ke dalam deposito BJB pada awal tahun. "Pemda sudah lebih pintar dalam pengelolaan dana," ujarnya.
Namun, menurut dia, deposito akan mengalami penurunan pada triwulan II karena banyaknya pencairan. Pemda akan memakai dana tersebut untuk proyek.