REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya mencatatkan pendapatan bersih per Desember 2013 mencapai Rp 193,9 triliun, naik tiga persen dibandingkan pada 2012. Laba bersih mencapai angka Rp 19,4 triliun.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto mengatakan, laba bersih pada kisaran yang sama dengan 2012. Laba bersih per saham sebesar Rp 480 per saham tidak mengalami perubahan dari tahun 2012.
"Perseroan mencatat kinerja yang memuaskan pada 2013, meski beberapa divisi bisnis mengalami kondisi yang cukup menantang," kata dia dalam konferensi pers rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra International Tbk, Jakarta, Selasa (29/4) siang.
Menurut Prijono prospek bisnis pada 2014 diperkirakan tetap baik. Walaupun kompetisi di pasar penjualan mobil masih akan tinggi dan harga batu bara masih melemah. Sementara itu kenaikan suku bunga pinjaman dan volatilitas nilai tukar rupiah harus diwaspadai.
Dia berkata, seiring dengan strategi perseroan untuk terus melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan memasuki lini bisnis baru yang berpotensi untuk berkembang sejalan dengan nilai-nilai filosofi Astra.
Dengan memanfaatkan sinergi di dalam Grup Astra, maka pada 2013 telah dikeluarkan beberapa inisiatif baru, di antaranya peluncuran mobi murah ramah lingkungan, akuisisi saham pabrik wheel rim oleh Astra Otoparts, pengembangan properti.
Saat ini, kegiatan Grup Astra fokus kepada enam lini bisnis inti, yaitu divisi otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi.