Selasa 22 Apr 2014 17:07 WIB

ADB Sebut Instrumen Pembiayaan Risiko Bencana Perlu Dikembangkan

Asian Development Bank (ADB)
Foto: brecorder.com
Asian Development Bank (ADB)

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) pada Selasa mendesak negara-negara di Asia untuk mengembangkan instrumen pembiayaan risiko bencana guna melindungi ekonomi mereka dari dampak buruk bencana alam.

Dalam laporannya, pemberi pinjaman yang berbasis di Manila itu memperingatkan bahwa biaya bencana alam di Asia, diperkirakan 53 miliar dolar AS per tahun, bisa menghapus keuntungan ekonomi di banyak negara di kawasan ini.

"Selama empat dekade terakhir, kerugian fisik langsung dari bencana di wilayah ini secara signifikan lebih tinggi dari pertumbuhan produk domestik bruto," kata ADB.

"Kerusakan jangka panjang untuk infrastruktur, bisnis, pertanian, dan rumah-rumah dapat mendorong banyak kembali ke dalam kemiskinan," tambah pemberi pinjaman yang berbasis di Manila.

Meskipun kerugian ekonomi besar dari bencana alam di wilayah tersebut, ADB mengatakan hanya 7,6 persen yang diasuransikan di Asia pada tahun lalu.

Mengutip sebuah studi Society of Lloyd, laporan itu mengatakan bahwa delapan negara di Asia "underinsured" sebesar 122,5 miliar dolar AS.

"Kerja sama regional bersama dengan kebijakan nasional yang lebih baik dan lebih efektif untuk menawarkan instrumen pembiayaan risiko bencana sangat penting," kata ADB.

Laporan itu mengatakan negara-negara Asia dapat mempertimbangkan meniru contoh negara-negara pulau kecil di Karibia yang bekerja bersama-sama dalam menciptakan kolam risiko bencana regional.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement