REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menyalurkan kredit hingga kuartal pertama 2014 sebesar Rp 47 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 41 triliun.
"Dampak dinamika perekonomian yang terjadi sejak semester kedua 2013 masih berlanjut hingga kini. Kami tentu bersyukur tetap bisa tumbuh di tengah situasi perekonomian yang penuh tantangan," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (22/4).
Jerry menyatakan bahwa kondisi perekonomian nasional masih dibayang-bayangi oleh inflasi tinggi, kenaikan suku bunga simpanan, dan pemulihan ekonomi global. Situasi tersebut mendorong perbankan melakukan sejumlah penyesuaian, termasuk memperlambat laju kredit. "Kami optimistis setelah itu industri bisa bertumbuh lebih baik," ujar Jerry.
Kenaikan penyaluran kredit BTPN, lanjutnya, tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari NPL gross 0,7 persen pada akhir Maret 2014, tidak berbeda dari NPL gross akhir Maret 2013. Pertumbuhan kredit dan NPL rendah ini tidak terlepas dari strategi pihaknya yang memberikan pelatihan dan pendampingan berlanjutan kepada debitur.
Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah pensiunan, pelaku usaha mikro & kecil (UMK), serta komunitas prasejahtera produktif. "Nasabah yang disiplin mempraktikkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat program Daya," kata Jerry.
Sepanjang tiga bulan pertama 2014, BTPN telah menyelenggarakan 46.233 aktivitas Daya, tumbuh 194 persen dari periode yang sama pada tahun 2013, sedangkan jumlah peserta Daya mencapai 566.772 nasabah, atau meningkat 101 persen (yoy).