Senin 03 Mar 2014 09:23 WIB

Tekan Kerugian Akibat Kabut Asap, Maskapai Tunda Penerbangan

Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.
Foto: Rony Muharman/Antara
Kabut asap menyelimuti Pekanbaru.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Otoritas Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II mengaku maskapai penebangan yang beroperasi menekan kerugian dengan cara menunda keberangkatan pesawat dari bandara asal sampai dapat kepastian akibat kabut asap.

"Kalau sekarangan, makapai tidak mau terbang sebelum ada kepastian. Mereka lebih baik menunda, dari pada mengalihkan pendaratan," ujar Airport Duty Manager Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Hasnan Siregar di Pekanbaru, Senin (3/3).

Lazimnya, dia mengatakan, jika cuaca tidak menentu untuk melakukan pendaratan pesawat di bandara tujuan, maka maskapai mengalihkan ke bandara terdekat seperti Batam, Palembang, Batam dan Medan.

Namun khusus untuk tujuan ke Pekanbaru, baik dari bandara asal seperti Jakarta, Bandung, Batam, Medan dan bahkan untuk rute internasional seperti Singapura serta Malaysia menunda atau membatalkan keberankatan dengan tujuan menghemat bahan bakar.

Seperti pada Jumat (28/2) kemarin, sedikitnya ada tujuh rute penerbangan dari beberapa perusahaan maskapai tujuan ke Pekanbaru. Kemudian pada Sabtu (1/3), ada 24 rute yang melakukan penundaan keberangkatan dari bandara asal menuju Pekanbaru ditengah sepinya penumpang.

Jarak pandang pilot pesawat di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada 05.00 Wib sampai pukul 07.00 Wib lazimnya masih sangat buruk yakni hanya berkisar 800 meter. Sedangkan jarak pandang pukul 07.00 Wib hingga pukul 10.00 Wib atau pukul 13.00 Wib masih buruk sekitar 1.000 meter dan dikhawatirkan maskapai dapat menganggu keselamatan penerbangan.

"Ini yang terjadi pada Jumat lalu. Jarak padang masih buruk mulai jam 05.00 Wib sampai pukul 13.00 Wib. Sehingga hanya pesawat kecil berani melakukan pendaratan, sedangkan Boeing 737 atar Airbus 330 tidak berani," katanya.

"Kalau bagi pesawat yang melakukan lepas landas dari Pekanbaru, tidak masalah. Yang bermasalah itu, sewaktu melakukan pendaratan. Bila jarak pandang masih 1.000 meter, maka pilot belum berani. Kecuali di atas itu jarak pandang," tambah Siregar.

Maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengaku menderita kerugian karena kabut asap pekat yang dinilai sangat menganggu jarang pandang dan bisa menimbulkan kecelakaan penerbangan. "Kalau rugi sih akibat kabut asap, pastinya rugilah. Tapi tidak bisa aku sebutin satu persatu kerugian dalam bentuk apa aja serta besarnya," ujar Area Sales Manager Sumatra Bagian Tengah Lion Air, Novianti Masriani Harahap.

General Manager Garuda Indonesia Branch Office Pekanbaru Suyatno Rifat mengaku kabut asap pekat yang terjadi di Pekanbaru sudah kejadian luar bisa akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau yang harus ditangani serius oleh pemerintah. "Maskapai tidak bisa melawan alam. Namun kita beharap asap bisa segera diatasi. Yang jelas kalau cuaca penuh dengan asap, maka tentunya menganggu dunia penerbangan baik Garuda sendiri maupun maskapai yang lain," paparnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement