REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero sudah melangkah lebih maju dalam pengurangan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) untuk pembangkit listrik. Saat ini badan usaha milik negara (BUMN) itu segera melakukan tender untuk pengadaan 123 ribu kilo liter minyak goreng (olein) yang akan digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Untuk itu PLN menganggarkan dana Rp 3,3 trilun.
Dalam waktu dekat PLN juga akan mengadakan tender minyak sawit mentah (CPO). Saat ini belum diketahui jumlah CPO yang akan dibeli dan berapa nilai investasinya.
Kepala Divisi Gas dan BBM Suryadi Mardjoeki mengatakan, rencana tender pengadaan olein akan dilaksanakan pada Maret. ''Kira-kira minggu kedua atau ketiga Maret ini,'' kata dia kepada ROL, Ahad (2/3).
Suryadi berkata, perusahaan yang terdaftar di Kementerian Perindustrian ada 10 perusahaan. Di antaranya, Wilmar, Sinarmas, dan lainnya. Diperkirakan yang akan ikut sekitar lima perusahaan.
Menurut dia, untuk sementara penggunaannya masih 60 persen olein dan 40 persen solar. Namun, sudah ada beberapa pembangkit listrik yang sudah bisa menggunakan campuran 80 persen olein dan 20 persen solar. Dia mengungkapkan, akan mulai menggunakan CPO 100 persen untuk pembangkit listrik. Nantinya, akan bekerja sama dengan pengusaha kelapa sawit.
Masalah teknologi, menurut Suryadi, tidak jadi persoalan besar. Pihaknya akan bekerja sama dengan perusahaan asal Eropa seperti Wartsila dan MAN. Pasalnya, teknologi tersebut sudah banyak digunakan di Eropa. Nantinya, perusahaan-perusahaan akan mengikuti tender dan PLN akan menunjuk perusahaan untuk bekerja sama.
Dia mengatakan, kendala utama peralihan itu adalah infrastruktur. Alasannya, infrastruktur masih kurang baik, pemasok akan kesulitan untuk memasok CPO. Namun, kendala itu, akan secara bertahap diselesaikan.
Suryadi memperkirakan, paling cepat tender CPO akan dilakukan pada Maret. Akan tetapi, masih ada harus dievaluasi dan dikaji terlebih dahulu.