REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan penurunan laba sebesar lima persen menjadi Rp 420 miilar. Turunnya laba disebabkan oleh tekanan biaya dan kenaikan upah minimum.
"Tekanan biaya dan inflasi menkan laba perusahaan," kata Presiden Direktur Philippe Broianigo, Senin (24/2).
Meskipun laba turun, pendapatan bersih HERO meningkat 13 persen menjadi Rp 11,9 triliun. Laba kotor mengalami peningkatan 17 persen menjadi Rp 2,8 triliun. Hal ini, kata Broianigo, merefleksikan perdagangan yang lebih baik.
Kas netto perseroan tercatat sebesar Rp 1,32 triliun. Sementara, pinjaman netto HERO per akhir 2012 sebesar Rp 856 miliar.
Sepanjang 2013, HERO telah membuka 77 gerai baru, termasuk lima Giant Ekstra, 16 Hero Supermarket dan Giant Express, 50 Guardian dan enam Starmart. Sehingga, per akhir 2013, perseroan telah mengoperasikan 682 gerai.
Meskipun tumbuh tidak begitu gencar di sepanjang 2013, HERO optimistis tren peningkatan akan tetap ada di 2014. Tekanan inflasi dan efek pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan.