REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airline (Merpati), Capt Asep Ekanugraha, menuturkan Merpati mulai akhir Februari 2014 segera mengoperasikan penerbangan jarak jauh ke Jeddah, Arab Saudi, yang ditangani mitra KSO Amagedon.
"Amagedon akan menyiapkan pesawat baru dan menyediakan modal kerja untuk melayani penerbangan ke Jeddah," ujar Asep saat konferensi pers media update Merpati di Jakarta, Senin (10/2).
Ia menambahkan untuk memberi layanan tersebut Merpati sudah menyampaikan permohonan kepada intansi terkait, seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Agama, termasuk ke Kementerian Keuangan. "Permintaan persetujuan perizinan untuk melayani rute Jeddah, sedang dalam proses. Semua paralel dengan proses opsi lain dalam penangangan Merpati," ujarnya.
Ia menambahkan opsi lain penyelamatan Merpati adalah dengan melakukan spin off (pemisahan) unit usaha Merpati Maintenance Facilities (MMF) dan Merpati Training Center (MTC). "Dalam rencana bisnis, manajemen sudah memutuskan MMF diambilalih PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk kemudian dicari investornya," ujar Asep.
Selain itu, tambah Asep yang ditunjuk menjadi Dirut Merpati sejak 31 Juli 2013 ini menuturkan, penanganan Merpati juga terkait dengan opsi debt to equity swap (konversi utang menjadi saham) yang sedang dibahas dengan kuasa pemegang saham, Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
Ia menjelaskan opsi konversi utang menjadi saham sudah lama ditempuh, namun saat ini akan kembali dilanjutkan agar dapat menyelesaikan permasalahan Merpati secara komprehensif. "Utang Merpati sebagian besar atau sekitar 60 persen merupakan utang kepada Pemerintah dan BUMN, sisanya utang kepada swasta," ujarnya.
Menurut catatan, total utang Merpati saat ini sudah mencapai sekitar Rp 7,3 triliun, meningkat dibanding akhir tahun 2013 sekitar Rp 6,7 triliun.