Selasa 07 Jan 2014 15:25 WIB

Kemenko Perekonomian: Tak Signifikan untuk Mengubah BI Rate

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Suku bunga Bank Indonesia
Foto: IST
Suku bunga Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) bulanan perdana di 2014 akan dihelat Kamis (9/1) besok.  RDG bulanan merupakan RDG untuk melakukan evaluasi atas kebijakan moneter yang ditempuh serta untuk menetapkan arah kebijakan moneter ke depan. 

Salah satu indikator utama yang kerap ditentukan adalah suku bunga acuan (BI Rate). Posisi BI Rate per akhir 2013 adalah 7,50 persen. 

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Rafinus menilai belum ada perkembangan signifikan untuk berubah dari posisi 7,50 persen. Demikian disampaikannya kepada ROL, Selasa (7/1).

Bobby menyadari kewenangan untuk menaikkan maupun menurunkan BI Rate adalah wewenang sepenuhnya BI. Meskipun begitu, Bobby berpandangan, jika BI Rate dinaikkan, hal tersebut tidak sejalan dengan indikator inflasi dan neraca perdagangan. "Keduanya lebih baik dari perkiraan," kata Bobby.

Sebagai gambaran, inflasi tahunan sepanjang 2013 tercatat 8,3 persen dan neraca perdagangan November 2013 surplus 776,8 juta dolar AS. "Sedangkan untuk turun, perlu melihat lebih dulu dampak tapering off terhadap neraca arus modal di triwulan I 2014," papar Bobby. 

BI Rate terakhir kali dinaikkan dalam RDG BI 12 November silam dari 7,25 persen menjadi 7,50 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement