Senin 06 Jan 2014 17:19 WIB

Waspadai Konflik Antara BI dan OJK

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Bank Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Bank Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah inflasi dikhawatirkan akan menjadi masalah antara Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengamat menilai kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram akan mengganggu inflasi.

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetyantono, mengatakan kontribusi kenaikan elpiji tabung 12 kg memberikan pengaruh yang signifikan terhadap inflasi. Tony memperhitungkan inflasi berada pada kisaran 5,5-6,5 persen. "Berarti lebih tinggi daripada proyeksi pemerintah," ujar Tony, Senin (6/1).

BI memproyeksikan target inflasi 2014 sebesar 4,5 ± 1 persen. Selain karena kenaikan harga elpiji, pelemahan rupiah juga berpotensi menyumbang imported inflation. Tingginya inflasi dapat membuat BI kembali menaikan BI Rate.

Tony mengatakan BI dan OJK berpotensi mengalami konflik target. BI berkepentingan menjaga kurs rupiah dan inflasi. "Berarti perlu menaikan BI Rate," ujar dia. Di sisi lain, OJK perlu menjaga kinerja bank umum, terutama dari sisi ekspansi kredit dengan cara menahan suku bunga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement