Kamis 28 Nov 2013 20:58 WIB

Sebelum Investasi, Investor Harus Paham Pasar Modal

Rep: Friska Yolandha/ Red: Djibril Muhammad
Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Indeks Harga Gabungan Saham (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat di Indonesia masih enggan berinvestasi di pasar modal karena tingginya risiko yang dihadapi. Saham berisiko anjlok sehingga membuat investor merugi.

Investor pasar modal Lo Kheng Hong mengatakan, risiko berinvestasi bergantung pada pengetahuan investor tentang instrumen investasinya. "Semakin sedikit kita tahu, semakin besar risiko yang kita hadapi," kata Lo pada Investor Summit and Capital Market Expo 2013, di Jakarta, Kamis (28/11).

Risiko akan selalu ada di mana pun investor berinvestasi. Namun, risiko tersebut dapat diperkecil dengan mempelajari profil emiten yang akan dibeli sahamnya.

Lo menambahkan, jika investor tidak tahu profil perusahaannya, maka hal tersebut sama saja seperti membeli kucing dalam karung. Sehingga investor berisiko untuk rugi.

Untuk menjadi investor yang sukses, seseorang harus meluangkan waktu untuk membaca informasi dan profil perusahaan. Investor juga harus bisa memperhitungkan potensi perusahaan ke depan

Direktur Utama BEI Ito Warsito mengatakan, investor perlu memiliki pemahaman yang baik tentang pasar modal sebelum memulai berinvestasi. Jangan sampai investor tidak tahu kondisi perusahaan yang sahamnya akan dibeli sehingga berpotensi merugi.

"Kita harus lihat perusahaannya seperti apa, kinerjanya dan prospek perusahaannya," kata Ito.

Investor juga harus memahami kondisi pasar saham Indonesia dan kondisi ekonomi baik nasional maupun global. Sehingga, investor dituntut aktif mencari informasi terkait perkembangan perusahaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement