REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar senantiasa mencermati perkembangan perekonomian global maupun domestik yang terkait secara langsung maupun tidak langsung terhadap investasi.
Menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah akhir-akhir ini, Mahendra meyakini tidak akan memengaruhi minat investor secara langsung dalam berinvestasi.
"Saya tidak melihat langsung hal itu," kata Mahendra kepada wartawan selepas menghadiri pemaparan survei British Chamber of Commerce in Indonesia, Kamis (28/11).
Menurut Mahendra, pelemahan rupiah jelas menjadi perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya dalam hal mencari kombinasi terbaik dari sisi pinjaman. Pinjaman tersebut harus cocok dengan proses bisnis dan pendapatan perusahaan, Mahendra mencontohkan.
Saat ditanya, apakah ada investor yang mengurungkan niatnya berinvestasi akibat melemahnya rupiah, Mahendra menjawab, "Sampai saat ini, saya belum dengar yang seperti itu."
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini ditutup melemah di posisi Rp 11.995 per dolar AS. Sementara sehari sebelumnya, rupiah masih bertengger di posisi Rp 11.880 per dolar AS.
Sedangkan data dari tim ekonom Bank Mandiri menunjukkan rupiah ditutup di posisi Rp 11.821 per dolar AS atau menguat 0,6 persen dibanding penutupan sehari sebelumnya.