REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Kinerja pendapatan negara sampai akhir Oktober 2013 baru mencapai Rp 1.098,4 triliun atau 73,1 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2013 sebesar Rp 1.502 triliun.
Sementara, pada periode yang sama tahun 2012, realisasi pendapatan negara tercatat Rp 997 triliun atau 73,4 persen dari target APBNP 2012 yakni Rp 1.358,2 triliun.
"Sampai akhir tahun, cukup berat untuk mencapai target 100 persen. Tampaknya akan lebih rendah dari target," kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Boediarso Teguh Wibowo saat memberikan sambutan dalam acara Sosialisasi Perkembangan Ekonomi dan Fiskal Terkini di Surakarta, Kamis (14/11).
Sebagai gambaran, realisasi pendapatan APBNP 2012 mencapai Rp 1.335,7 triliun atau 98,3 persen dari target APBNP 2012 sebesar Rp 1.358,2 triliun.
Menurut Boediarso, salah satu penyebab utama tidak tercapainya target pendapatan negara adalah tertekannya komponen krusial di dalamnya yaitu penerimaan pajak.
Ini tak lepas dari kondisi perekonomian global yang belum menunjukkan tanda-tanda pulih. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 6,3 persen pada 2013, menjadi terkoreksi ke titik 5,7 persen.
"Tentu kalau pertumbuhan ekonomi rendah, maka kinerja keuangan perusahaan besar terpengaruh. Otomatis berdampak pada pencapaian target penerimaan pajak," kata Boediarso.
Realisasi penerimaan pajak per 31 Oktober 2013 mencapai Rp 714,023 triliun atau 71,75 persen dari target APBNP 2013 sebesar Rp 995,213 triliun.