Kamis 07 Nov 2013 22:30 WIB

Tangani Limbah Industri, Kadin Gandeng IBCSD

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
 Warga menyebrang di sungai yang tercemar limbah industri dan rumah tangga (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Warga menyebrang di sungai yang tercemar limbah industri dan rumah tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bekerja sama dengan asosiasi pemerhati komitmen dalam penanganan limbah industri dalam Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD).

Presiden IBCSD, Shinta W Kamdani, mengatakan keinginan Kadin Indonesia untuk memperoleh masukan dari industri dan pelaku dunia usaha Indonesia terhadap penanganan limbah, khususnya limbah industri di Indonesia.

“Masukan itu untuk membangun argumentasi yang kuat atas kasus bisnis terkait penanganan limbah, Kadin Indonesia didukung oleh IBCSD untuk memperkuat konsep pembangunan berkelanjutan dalam upaya penanganan limbah," katanya seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/11).

 

Dia menegaskan, salah satu masukan penting dari dukungan IBCSD dan anggota anggotanya adalah ketersediaan teknologi penanganan limbah. Hal itu untuk menciptakan bisnis yang kondusif, berkelanjutan, dan praktis dengan menegakkan peraturan yang ada dalam pengelolaan limbah industri.

 

“Ini akan menjadi sebuah kondisi seimbang bagi industri, regulator, dan yang paling penting masyarakat,” ujarnya. Lebih lanjut Shinta mengatakan, peningkatan pergerakan industri di Indonesia selama 20 tahun terakhir tidak dapat mengelakkan dampaknya terhadap lingkungan, yaitu terjadinya peningkatan pencemaran yang dihasilkan dari proses produksi industri.

Untuk itu, katanya, pencemaran air, udara, tanah, dan pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) merupakan persoalan yang harus dihadapi oleh komunitas-komunitas yang tinggal di sekitar kawasan industri. Hal itu menjadi tanggung jawab bersama, termasuk perusahaan.

“Peningkatan edukasi masyarakat terhadap dampak lingkungan oleh komunitas kemasyarakatan juga telah berkontribusi terhadap meningkatnya kritik kepada dunia usaha yang harus kita tanggapi secara bijak,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement