Rabu 30 Oct 2013 19:08 WIB

ISCM Expo Tingkatkan Peran Pasar Modal

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – PT Bursa Efek Indonesia menyelenggarkan investor summit and capital market (ISCM) expo 2013 pada 30–31 Oktober di Grand City, Surabaya.

Kegiatan tersebut diharap mampu memantapkan peran pasar modal guna meningkatkana investasi di Indonesia.

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito mengatakan, investasi pasar modal merupakan bagian dari mesin pertumbuhan ekonomi. Namun, kepemilikan saham di Indonesia sebagian besar, sekitar 60 persen, masih didominasi asing.

"Saham domestik belum menguasai, karena partisipasi masyarakat untuk berinvestasi masih rendah,” kata Ito dalam pembukaan acara ISCM, Rabu (30/10).

Dia menambahkan, bila orang asing sendiri merasa tertarik untuk menanam sahamnya di Indonesia, seharusnya itu menjadi potensi bagi investor lokal. Menurut dia, Emiten perlu mendorong kepercayaan publik agar mau berpartisipasi dalam pasar modal.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida menambahkan, pihaknya pernah melakukan survei dan menemukan fakta, pemahaman masyarakat terhadap pasar modal masih minim. Peringkatnya jauh di bawah pengetahuan perbankan dan asuransi.

"Karena itu, perlu adanya peningkatan pemahaman terhadap mereka. Termaksud manfaat dan resikonya," ujarnya.

Investor domestik untuk pasar modal di Indonesia tercatat baru mencapai 0,2 persen dari total keseluruhan jumlah penduduknya. Angka tersebut, kata dia, jauh di bawah Malaysia yakni 12,8 persen dan Singapur 30 persen.

Dia mengatakan, untuk memberikan rasa aman bagi investor pasar modal yang masih awam, perlu adanya jaminan transparansi dan akuntabilitas oleh para broker. Meminimalisir pelanggaran tersebut, Ida mengatakan, pihaknya memberlakukan Single Investor Identity (SID) sehingga nasabah dapat mengecek danannya.

"Dan kami juga punya sarana perlindungan bagi nasabah yang mengalami kerugian atas investasi di pasar modal," katanya.

Kepala Divisi Kominikasi dan Perencanaan PT KSEI, Alec Syarifudin mengatakan, pihaknya juga berperan aktif dalam mengembangkan pasar modal di Indonesia. Dan untuk mengurangi kerugian atas penyalahgunaan investasi oleh broker, perusahaaanya memiliki program perlindungan investor efek Indonesia (PPPIEI).

"Kerugian yang bisa dicover oleh KSEI mencapai Rp 25–50 juta," ujar Alec kepada Republika.

Pihaknya juga memiliki layanan acuan kepemilikan securitas (AKSes) agar nasabah bisa memantau aktifitas saldo sahamnya, termaksud mutasi debit dan kredit. Dia mengatakan, upaya tersebut dilakukan sebagai langkah transparansi sehingga investor percaya untuk melakukan investasi pasar modal.

Sebab, dia mengatakan, bukan hanya minimnya pemahaman nasabah domestik terhadap pasar modal, tapi kekhawatiran mereka akan adanya penyalahgunaan saham juga menjadi penyebab rendahnya investasi di bidang tersebut.

"Selain itu, untuk meningkatkan kepercayaan, kami bekerjasama dengan dua bank syariah yaitu, Bank Syariah Mandiri dan Unit Syariah Ban Pertama," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement