Selasa 29 Oct 2013 15:19 WIB

Spin Off, Bank Jatim Syariah Tunggu Aset Mencapai Rp 2 Triliun

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Logo Bank Jatim (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Logo Bank Jatim (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unit usaha syariah (UUS) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) akan melakukan spin off dalam empat tahun ke depan. UUS Bank Jatim menargetkan aset spin off sebesar Rp 2 triliun.

"Sampai September aset Bank Jatim Syariah baru Rp 400 miliar," ujar Direktur Agrobisnis dan Usaha Syariah Bank Jatim Tony sudjiaryanto kepada ROL, baru-baru ini. Mengingat kondisi saat ini, perseroan tidak mau buru-buru spin off.

Saat ini ekspansi syariah Bank Jatim masih gencar. Perseroan baru memiliki satu kantor cabang syariah sendiri. Selain itu layanan channeling juga baru di 47 kantor Bank Jatim konvensional. Sehingga perseroan masih perlu melakukan ekspansi lebih luas lagi sebelum berdiri sebagai perusahaan mandiri.

Diperkirakan niat spin off ini baru akan terealisasi di 2018. Hingga waktu itu tiba, perseroan akan terus melakukan ekspansi dan pengembangan untuk menambah aset dan modal inti. "Modal intinya akan disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia (BI)," kata Tony.

Hingga September 2013, Bank Jatim Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 300 miliar. Pembiayaan terbesar disalurkan ke usaha kecil dan menengah, yaitu sebesar 80 persen. Sisanya disalurkan ke kredit menengah atas.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Sedangkan rasio pembiayaan terhadap DPK (FDR) perseroan masih di atas 100 persen. Menanggapi hal ini, Tony mengaku perseroan terus menurunkan rasio FDR. Hal tersebut dilakukan dengan menghimpun lebih banyak DPK dan suntikan modal dari induk. "Karena kami masih UUS, jadi masih bisa dapat dari induk," ujar Tony.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement