Kamis 24 Oct 2013 14:53 WIB

Perbankan Tanggapi Pertumbuhan Kredit Secara Konservatif

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit pada 2014 melambat. Sejumlah perbankan pun cukup konservatif dengan pertumbuhan kreditnya.

Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Felia Salim menilai kredit ritel perseroan akan melambat di 2014. BNI tidak ingin terlena dengan kemungkinan pertumbuhan kredit dengan adanya pemilihan presiden (pilpres). "Kami melihat lebih konservatif. Meski banyak yang bilang dengan pemilu ada tambahan 0,2-0,4 persen, tapi kami tak mau terlena di situ," ujar Felia, Kamis (24/10).

Tahun depan BNI masih akan mendorong pertumbuhan kredit korporasi, terutama yang berorientasi ke sektor infrastruktur. Kredit yang disalurkan sebisa mungkin bukan kredit yang sangat bergantung pada valuta asing. Hal ini dilakukan agar multiplier effect uang diperoleh akan terasa positif.

Direktur PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Irman A Zahiruddin mengungkapkan proyeksi dari BI akan menjadi patokan bagi perseroan untuk pertumbuhan ke depan. "Kami yakin industri perumahan masih besar potensinya, baik dari sisi pendapatan maupun dari sisi return investasi," kata Irman.

Jika BI mengindikasikan pertumbuhan kredit mengalami penurunan, maka kemungkinan besar akan mengikuti. "Termasuk BTN juga akan turun. Tetapi angkanya belum final," ujar Irman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement