Senin 21 Oct 2013 11:28 WIB

Berakhirnya 'Shutdown' AS, Peluang Peningkatan Ekspor

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana Tugas Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bobby Rafinus mengapresiasi kesepakatan antara Parlemen dan Senat Amerika Serikat (AS) terkait pengucuran anggaran dan penaikan batas atas utang (debt ceiling) hingga 7 Februari 2014.

Menurut Bobby, kesepakatan tersebut menandai berakhirnya penghentian sementara kegiatan Pemerintah Federal AS dan dijalankannya asuransi kesehatan yang universal bagi masyarakat AS. "Bagi Indonesia, kesepakatan itu memberi peluang peningkatan permintaan ekspor nonmigas seperti tekstil dan garmen," ujar Bobby kepada ROL, Senin (21/10).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor nonmigas Indonesia Januari-Agustus 2013 mencapai 9,99 miliar dolar AS. Sementara pada periode yang sama 2012 silam, ekspor nonmigas tercatat 9,89 miliar dolar AS. Pada Juli dan Agustus 2013, ekspor nonmigas masing-masing 1,48 miliar dolar AS dan 969,5 juta dolar AS. 

Lebih lanjut, Bobby menyebut dari sisi keuangan, kesepakatan itu mengurangi timbulnya resiko turbulensi keuangan dalam waktu dekat. "Paling tidak hingga akhir 2013," kata Bobby. 

Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Achsanul Qosasi menyebut kesepakatan itu untuk sementara mengurangi gejolak perekonomian internal Indonesia. "Indeks saham pun mulai stabil," kata Achsanul. 

Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,24 persen ke level 4.557,61. Sedangkan nilai tukar rupiah berdasarkan data Bloomberg Dollar Indeks terdepresiasi 0,14 persen ke posisi Rp 10.919 per dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement