REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menominasikan Wakil Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen, untuk memimpin the Federal Reserve. Bank Indonesia (BI) berharap Yellen dapat lebih hati-hati dalam mengurangi stimulus moneter the Fed.
Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara, mengatakan pengurangan stimulus yang lebih hati-hati diharapkan dapat memperkecil dampak negatif kepada negara-negara berkembang seperti Indonesia. "Harapan market seperti itu," ujar Mirza yang ditemui di lingkungan kantor BI, Jumat (11/10).
Dinominasikannya Yellen menjadi calon Gubernur the Fed dinilai membuat kondisi pasar keuangan lebih stabil. "Pasar keuangan kondisinya sudah membaik dibandingkan saat yang berat pada waktu bulan-bulan tinggi," ungkap Mirza.
Nilai tukar rupiah juga telah stabil. Berdasarkan kurs tengah BI, rupiah pada Jumat ditransaksikan di level Rp 11.475 per dolar AS, menguat 67 poin dari hari sebelumnya.
Stabilnya kondisi perekonomian Indonesia juga disebabkan oleh pernyataan Ben Bernanke yang memastikan bahwa pengurangan stimulus moneter melihat kondisi AS. "Jadi intinya dia memberikan pesan kepada pasar bahwa the Fed akan hati-hati dalam mengurangi stimulus. Itu kondisi eksternal yang cukup membantu," paparnya.
Sementara itu, dari sisi internal, inflasi sudah lebih terkendali. Mirza mengatakan BI tetap memantau situasi neraca pembayaran dan inflasi. "Mudah-mudahan membaik. Kalau lihat terakhir dari neraca pembayaran sudah jauh lebih baik. Mudah-mudahan angka di kuartal III lebih baik daripada kuartal II," ujar dia.