REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Bogor Goals akan diangkat dalam APEC Ministerial Meeting (AMM) yang berlangsung hari ini (Jumat, 4/10) hingga besok (Sabtu, 5/10).
Dengan mengedepankan Bogor Goals, Indonesia tidak hanya mendorong perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka, tetapi juga kawasan yang mengedepankan pembangunan yang adil.
Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan sekaligus sebagai Ketua SOM Indonesia, Iman Pambagyo, mengatakan Indonesia menarik kembali APEC ke jalur semula. "Kita mencoba menegakkan kawasan Asia-Pasifik, yang tidak saja ditandai oleh perdagangan dan investasi yang bebas dan terbuka, tetapi juga kawasan yang mengedepankan pembangunan yang adil,” ujar Iman dalam siaran persnya, Jumat (4/10).
Iman mengatakan telah terjadi perubahan haluan kerja sama APEC dalam beberapa tahun terakhir karena penekanan yang terlalu kuat pada aspek liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi. Dalam Deklarasi Bogor 1994, yang dicita-citakan oleh para Pemimpin APEC pada saat itu adalah tidak sekadar kawasan Asia-Pasifik yang bebas dan terbuka, tetapi juga berkeadilan. Oleh sebab itu, Indonesia mendorong kerja sama yang diarahkan bagi pengentasan kesenjangan sosial-ekonomi, baik di antara sesama ekonomi APEC maupun di masing-masing ekonomi APEC.
"Hanya dengan dukungan pengentasan kesenjangan inilah sebetulnya APEC akan memiliki daya tahan yang luar biasa untuk mengatasi gejolak perekonomian di masa depan," ujar Iman.
Kerja sama APEC tahun ini sangat difokuskan pada isu-isu seperti UMKM, wanita pengusaha, inklusi keuangan, keamanan pangan dan energi, konektivitas dan kerja sama pendidikan. Namun, Indonesia tidak meninggalkan visi Bogor Goals. "Kita justru memperkuat upaya menuju Bogor Goals. Perbedaan dari kerja sama APEC dalam beberapa tahun terakhir adalah kita mengimbangi kembali agenda liberalisasi dan fasilitasi dengan kerja sama menuju masyarakat yang berkeadilan di kawasan ini,” ujar Iman.