Rabu 25 Sep 2013 16:20 WIB

BUMN Perkebunan Diminta Genjot Ekspor

 Buruh tani memanen kopi di perkebunan milik PTPN IX, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.  (Aditya Pradana Putra/Republika)
Buruh tani memanen kopi di perkebunan milik PTPN IX, Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan meminta PT Perkebunan Nusantara (PTPN) untuk menggenjot volume ekspor komoditas sejalan dengan peningkatan nilai tukar dolar AS. "Ekspor komoditas BUMN Perkebunan beberapa tahun lalu sempat turun karena harga merosot di pasar internasional. Sekarang dalam kondisi dolar AS menguat kita minta volume ekspor diperbesar" kata Dahlan, usai pencanangan program 'BUMN Bersih' di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (25/9).

Menurut Dahlan, dengan pertumbuhan volume ekspor komoditi maka pemerintah dapat meningkatkan devisa negara. Pada kesempatan itu mantan Dirut PT PLN ini juga mengimbau agar dana yang diperoleh PTPN dari setiap transaksi tersebut tidak diendapkan di luar negeri, namun harus segera dibawa ke perbankan dalam negeri.

"BUMN jangan menyimpan dolar di luar negeri. Harus langsung masuk ke perbankan nasional. Ini bagian dari program pemerintah untuk mendapatkan dolar lebih besar dari devisa hasil ekspor," ujarnya.

Ia mencontohkan, dua BUMN Perkebunan yang diarahkan agar meningkatkan pasar ekspor yaitu PTPN III dari hasil komoditi CPO, produsen CPO, dan produk hilir Karet, dan PTPN VII dengan komoditi CPO, gula dan teh.

Ditemui dalam kesempatan sama Dirut PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro mengatakan, pihaknya terus meningkatkan volume ekspor teh ke sejumlah negara menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Pelemahan rupiah yang terus berlanjut kami respon dengan menggenjot ekspor teh, depresiasi rupiah justru merupakan berkah lain bagi kami," kata Ismed.

Melalui anak usahanya PT Rajawali Mitra Kerinci, pasar ekspor komoditas yang dalam bahasa latin disebut camellia sinensis ini sedang digenjot meliputi negara Taiwan, Jerman dan Pakistan. Khusus pasar Taiwan, perusahaan yang memiliki lokasi kebun teh di Sumatra Barat ini mengekspor jenis Teh Hijau dan Teh Hitam rata-rata 15 kontainer per bulan senilai sekitar Rp 6,4 miliar.

Ismed meambahkan, melalui Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI di Taiwan, RNI tengah menegosiasikan penambahan volume ekspor Teh Hitam dan Teh Hijau sebanyak 5-10 kontainer yang dipenuhi mulai September-Desember 2013.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement