REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengembangan mobil listrik nasional secara komersial dinilai tetap membutuhkan investor yang mau dan mampu menanggung risiko bisnisnya.
"Saya sudah bicara dengan Presiden untuk kemungkinan pengembangannya. Presiden bertanya apakah bisa dimulai, lalu saya jawab bisa asalkan bertahap. Saya bilang kalau memang sudah berjalan (komersil) harus ada investor yang siap menanggung risiko bisnisnya," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada wartawan di Jakarta, Jumat (13/9)
Ia mengatakan sejauh ini pengusaha nasional yang juga Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung menyatakan siap menjadi investor.
"Chairul Tanjung bilang siap. Tapi jika ingin benar-benar mengembangkan mobil listrik, kita tentu harus melengkapi infrastrukturnya dulu seperti tempat mengisi ulang baterai mobilnya, semacam SPBU. Kalau infrastruktur dan persyaratan secara publik sudah siap, barang kali produsen bisa memulai," ujarnya.
Sementara itu Menteri BUMN Dahlan Iskan sebelumnya telah meminta Kementerian Perindustrian mengeluarkan ijin kelaikan mobil listrik nasional, agar mobil listrik tersebut bisa digunakan dan diperkenalkan dalam forum KTT APEC di Bali awal Oktober 2013.
Terkait hal itu Menperin mengatakan uji kelaikan merupakan kewenangan Kementerian Perhubungan. "Saya katakan bahwa uji kelaikan itu dikeluarkan Kementerian Perhubungan. Kalau soal produksi secara massal itu baru di Kementerian Perindustrian. Tapi Pak Dahlan jangan khawatir, saya kira sebelum KTT APEC berlangsung izin kelaikan sudah akan keluar," kata Hidayat.