REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON-- Para pedagang eceran di sejumlah pasar tradisional Cirebon dan Indramayu, Jawa Barat, mengaku pasokan tahu dan tempe masih belum stabil. Uyat, salah seorang pedagang di pasar Jagasatru Cirebon, kepada wartawan di Cirebon, Kamis (12/9), mengatakan, pasokan tahu dan tempe dari para perajin masih belum stabil, meski mereka mulai produksi.
Ia menuturkan, mahalnya harga kedelai impor menyulitkan para perajin tahu dan tempe di Kabupaten Cirebon. Mereka sempat mogok produksi sekitar tiga hari sehingga pedagang kesulitan memperoleh tahu-tempe tersebut.
Sementara itu Jumadi pedagang eceran lain di Indramayu mengaku kiriman tahu dan tempe dari perajin mulai berdatangan setelah tiga hari mereka mogok produksi. Meski ia mengatakan pasokan belum stabil akibat harga kedelai masih tinggi.
Setiap tahun harga kedelai mengalami kenaikan, kata dia, diperkirakan kiriman dari perajin tahu dan tempe akan terhambat, karena mereka mengurangi produksi.
Hartaty, perajin tahu dan tempe di Cirebon mengaku, aksi mogok produksi yang dilakukan oleh perajin tidak berpengaruh, harga kedelai tetap menyulitkan mereka karena dijual kisaran Rp10 ribu per kilogram. Harga kedelai mahal perajin tahu dan tempe merugi, kata dia, harapan mereka pemerintah mengambil kebijakan supaya harganya kembali stabil, kini memberartkan perajin.