REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Rabu (4/9) sore terapresiasi ke posisi Rp 11.410 per dolar AS didorong oleh sentimen eksternal yang cukup positif seiring dengan perbaikan ekonomi di beberapa negara-negara. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore menguat nilainya sebesar 15 poin menjadi Rp 11.410 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.425 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova mengatakan Cina yang merupakan salah satu tujuan ekspor bagi Indonesia sedang mengalami perbaikan ekonomi sehingga kondisi itu akan berdampak positif bagi rupiah ke depannya. "Sentimen eksternal mendorong nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS, data manufaktur Cina cukup baik dan menunjukkan pertumbuhan, kondisi itu dampaknya cukup positif bagi mata uang regional, termasuk rupiah" ujarnya di Jakarta, Rabu (4/9).
Ia menambahkan kondisi di Eropa juga cenderung membaik seiring dengan kepercayaan konsumen di beberapa negara kawasan Euro yang mulai membaik. Meski demikian, ia mengatakan penguatan mata uang domestik cenderung tertahan oleh sentimen domestik terkait neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih mencatatkan defisit.
"Tekanan pasar keuangan domestik datang dari internal, kondisi itu membuat kepercayaan investor di dalam negeri cenderung tipis," kata dia. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 10.093 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.983 per dolar AS.