Senin 02 Sep 2013 16:29 WIB

Bank Islam Palestina Luncurkan Layanan Bahasa Isyarat

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Nidia Zuraya
 Penyandang tuna rungu saat beraksi damai dengan menunjukkan bahasa isyarat
Penyandang tuna rungu saat beraksi damai dengan menunjukkan bahasa isyarat "cinta" memperingati Hari Tuna Rungu Internasional di Bundaran Hotel Indonesia,Jakarta, Jum'at (28/9). (Aditya Pradana Putra/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Bank Islam Palestina cabang Jalur Gaza meluncurkan layanan yang menyediakan transaksi langsung melalui bahasa isyarat. Layanan ini akan mempermudah para nasabah berkebutuhan khusus dalam melakukan transaksi di bank.

Salah satu nasabah, Amina Ziyara yang menderita gangguan pendengaran sebelumnya harus datang bersama temannya tiap kali ingin menarik atau menyetor uang ke bank. Situasi itu kini berubah. Bank Islam Palestina sekarang menawarkan layanan untuk nasabah berkebutuhan khusus. Bank melatih stafnya menggunakan bahasa isyarat sehingga mereka tidak perlu mediator ketika menghadapi nasabah berkebutuhan khusus.

Bank Islam Palestina menjadi bank pertama yang meluncurkan layanan bahasa isyarat di kawasannya. Manajer Bank Cabang Gaza, Aziz Hammad mengatakan pihaknya telah melatih lebih dari 50 karyawan pada penggunaan bahasa isyarat. "Layanan ini akan mempermudah para penyandang cacat berurusan dengan bank dan memberikan mereka akses operasional yang dilakukan orang biasa," ujarnya seperti dikutip Al-Monitor,  baru-baru ini.

Dia menjelaskan nasabah berkebutuhan khusus akan dapat menarik pinjaman serta melakukan transfer internal dan eksternal sesuai permintaan. Bank mengeluarkan CD yang menerjemahkan istilah perbankan dalam bahasa isyarat dalam upaya meningkatkan kesadaran di kalangan perbankan.

Penerjemah bahasa isyarat untuk anak tuna rungu di Atfaluna, Ihab al-Madhoun mengatakan banyak penderita tuli menyatakan kebahagiaan mereka karena layanan bahasa isyarat telah diadopsi oleh bank-bank. Madhoun juga bertugas menyebarkan pengetahuan tentang bahasa isyarat di antara asosiasi Jalur Gaza. "Kami mendukung dan menyambut gagasan tersebut. Ini sejalan dengan tujuan kami untuk menyebarkan bahasa isyarat di semua fasilitas publik dan swasta," ucapnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Palestina, jumlah penyandang cacat di wilayah tersebut mencapai sekitar 113 ribu pada 2011. Yang terbanyak ada di Jalur Gaza sebanyak  39 ribu orang atau 2,6 persen dari populasi, yang terdiri 21 ribu pria dan 18 ribu wanita. Menurut sensus Palestina pada 2012, jumlah warga berkebutuhan khusus yang berusia di atas 18 tahun adalah 27.750 orang. Sedangkan yang di bawah 18 tahun adalah 12.096 orang.

Direktur Perserikatan Umum Orang Dengan Kecacatan di Jalur Gaza, Awni Matar mengatakan pentingnya memperluas penerapan layanan di semua bank yang beroperasi di Tepi Barat Palestina dan Jalur Gaza. "Menyediakan layanan bahasa isyarakat di bank-bank adalah tanda kemajuan, tetapi kenyataannya  penyandang cacat juga membawa transaksi keuangan di luar bank sehingga ada kebutuhan untuk lebih banyak menyebarkan bahasa isyarat dalam masyarakat Palestina," ujar Matar.

Matar mencatat proporsi penyandang cacat di Palestina adalah yang tertinggi di Timur Tengah. Hal ini antara lain disebabkan serangan Israel terhadap warga di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina, serta faktor genetik yang disebabkan tingginya proporsi pernikahan dalam keluarga yang sama.

Seorang Peneliti dan Profesor Ekonomi di Universitas Islam Gaza Palestina,  Khaled al- Bohaisi mengharapkan bank lain secepatnya memperkenalkan layanan ini didasarkan pada prinsip persaingan.  "Perbankan adalah pasar kompetitif di mana bank bergegas menawarkan layanan yang lebih baik kepada seluruh lapisan masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement