Ahad 01 Sep 2013 10:42 WIB

Kementan Usul Pakan Ternak Disubsidi

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Djibril Muhammad
Pakan Ternak
Foto: antara
Pakan Ternak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan)  mulai merespon paket kebijakan ekonomi yang menginstruksikan untuk merubah tata niaga sapi. Kementan berencana membuat model subsidi pakan agar harga jual bisa ditekan. Subsidi akan disalurkan melalui koperasi.

"Misalnya harga pakan Rp 80 ribu, nanti koperasi jual Rp 60 ribu," ujar Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro, Ahad (1/8).

Rencana ini masih akan dikaji lebih lanjut. Apabila model ini terbukti bisa meringankan beban peternak, maka akan segera direalisasikan. Konsentrat merupakan kandungan pakan yang harganya cukup tinggi.

Agar terkoordinir, subsidi akan disalurkan melalui kelompok, masing-masing berjumlah 20 orang. Satu kelompok akan disubsidi pakan sebesar Rp 100 juta. Kementan berharap model subsidi pakan bisa diterapkan mulai 2014.

Kementan juga meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mengevaluasi kebijakan terkait harga daging yang akan diterapkan hingga Desember.

Apabila model referensi harga terlaksana, pemerintah akan menentukan harga eceran rata-rata dengan memperhitungkan rantai distribusi termasuk di peternak dan pengecer. Namun Kementan masih akan meminta penjelasan dari Kemendag mengenai mekanisme harga tersebut.

Saat ini di feedloter masih tersisa 100 ribu ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyerapan sapi lokal juga telah mencapai sekitar 20 persen hingga 30 persen. Berdasarkan laporan yang diterima Kementan, harga sapi di sentra produksi juga mulai turun.

"Di Situbondo misalnya, sapi sebesar 400 kg harganya sudah turun menjadi Rp 11 juta, sebelumnya mencapai Rp 12 juta," katanya.

Kementan juga akan melakukan serangkaian langkah untuk menambah populasi sapi di masa depan. Caranya dengan menghitung ketersediaan benih, meningkatkan produksi semen beku dan menambah sapi bibit dari dalam dan luar negri.

Usulannya, agar ada penambahan 200 ekor sapi jenis Brahman unggul, 400 ekor sapi jenis Sygental dan 400 ekor sapi perah.

Syukur menjelaskan bahwa Kementan tetap berkomitmen menekan impor daging atau sapi hingga mencapai 10 persen saja. Kementan masih konsisten menuju pelaksanaan program sawasembada daging dan sapi di tahun 2014.

Sementara itu, Asosisasi Produsen Daging dan Feedloter Indonesia (Apfindo) mengusukan agar percepatan realisasi impor sapi bakalan satu bulan dari kuartal IV/ 2013 ke kuartal III/ 2013 dibatalkan.

Apfindo juga meminta pemerintah membatalkan penambahan impor 15 ribu ton setara daging. Pasokan daging yang ada di feedloter dan Perum Bulog dikatakan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement