REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi pada akhir 2013 sebesar 9-9,8 persen, lebih besar dibandingkan prediksi sebelumnya sebesar 7,8 persen. "Bank Indonesia memperkirakan inflasi IHK (indeks harga konsumen) pada akhir 2013 akan berkisar 9-9,8 persen," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat ditemui di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat (30/8).
Agus menjelaskan, angka inflasi 9-9,8 persen tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan realisasi sampai dengan Juli dan perkiraan inflasi di bulan-bulan mendatang. "Jika diukur secara tahunan (year on year), inflasi diperkirakan masih akan tinggi, namun jika diukur secara bulanan (month to month), inflasi pada Agustus ini akan jauh lebih rendah dari Juli yang lalu yakni di atas satu persen," ujarnya.
Sedangkan pada September 2013 mendatang, lanjutnya, inflasi diperkirakan akan kembali pada pola normalnya. Menurut Agus, tingginya angka inflasi sepanjang 2013 tersebut terutama berasal dari volatile foods dan administered prices, sementara inflasi inti diperkirakan masih akan terkendali.
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Kamis (29/8) kemarin memutuskan untuk menaikkan BI rate yang diharapkan dapat lebih memperkuat pengendalian ekspektasi inflasi dan memitigasi risiko kemungkinan terjadinya pengaruh pelemahan rupiah terhadap inflasi dan sebaliknya. Bank Indonesia menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 7 persen, suku bunga lending facility sebesar 25 bps menjadi 7 persen, dan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen.