Rabu 28 Aug 2013 12:11 WIB

OJK Harapkan Buyback Tahan Penurunan IHSG

Seorang pialang saham sedang mengamati pergerakan IHSG/Ilustrasi
Foto: Antara
Seorang pialang saham sedang mengamati pergerakan IHSG/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida mengharapkan peraturan baru mengenai pembelian kembal (buyback) saham dapat menahan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indnesia (BEI). "Kalau kita lihat, indeks BEI sudah mengalami pelemahan sekitar 23 persen dalam tiga bulan, walau dalam tiga hari indeks BEI tidak tertekan sebesar 15 persen, tapi kita tidak ingin indeks BEI jatuh terlalu jauh," ujar Nurhaida di Jakarta, Rabu (28/8).

Ia mengemukakan saat ini emiten memungkinkan untuk melakukan buyback karena dalam peraturan disebutkan juga kondisi lain sebagai kondisi pasar yang berfluktuasi secara signifikan. "Artinya, sejak saat ini sampai surat edaran dicabut emiten boleh melakukan buyback. Emiten yang sudah under value bisa manfaatkan hal itu," terang Nurhaida.

Ia menambahkan OJK akan tetap mengamati perkembangan pasar keuangan dalam negeri dan siap mengambil kebijakan yang diperlukan untuk menjaga agar industri keuangan bisa tetap kondusif. Nurhaida juga mengatakan pihaknya akan terus membantu membangun kepercayaan investor untuk menjaga stabilitas industri pasar saham di dalam negeri.

"Kita tahu, saat ini pasar keuangan domestik sedang mengalami ujian, rupiah tertekanan terhadap dolar AS, dan inflasi tinggi sehingga IHSG BEI ikut tertekan cukup tajam, kita perlu lakukan upaya-upaya supaya ekonomi riil secara umun lebih stabil," papar Nurhaida.

Direktur Utama BEI, Ito Warsito menambahkan kebijakan emiten yang melakukan buyback merupakan salah satu langkah yang positif untuk menahan sentimen negatif yang ada di pasar keuangan sat ini. "Saham buyback secara akuntansi akan masuk dalam treasury stock (saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu). nantinya, saham berdar itu akan dijual kembali saat harga tinggi. Belum pernah ada emiten rugi karena melakukan buyback," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement