Selasa 27 Aug 2013 09:12 WIB

BI Akan Kaji Efektivitas Paket Kebijakan Pemerintah

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyatakan akan mengkaji efektivitas paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan Pemerintah dan juga kebijakan yang dibuat BI selama beberapa pekan ke depan sehingga dapat mengantisipasinya dengan respon kebijakan lain apabila diperlukan.

"Kami hanya melaporkan saja tentang perkembangan yang ada dan lima kebijakan yang kami keluarkan itu. Tentunya di hari ini dan besok kami akan melihat bagaimana tidak lanjut dari paket mperintah tersebut," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo saat ditemui usai rapat antara Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (26/8) malam.

Agus menuturkan, pihaknya akan melihat efektifitas dari respon pemerintah tersebut dan BI akan melakukan pembahasan kembali untuk dapat merespon lagi jika diperlukan khususnya terkait stabilitas nilai tukar rupiah. Menurutnya, lima kebijakan yang dikeluarkan oleh BI di dalamnya selain terdapat kebijakan-kebijakan makroprudensial, juga terdapat kebijakan-kebijakan lain untuk meyakinkan struktur pasar keuangan di Tanah Air menjadi lebih dalam dan lebih efisien.

"Jadi instrumen-instrumen seperti term deposit valas, SDBI (sertifikat deposito Bank Indonesia) kami keluarkan tujuannya agar 'supply and demand' akan lebih efektif terbentuk dan itu adalah upaya yang akan terus dilakukan oleh BI," ujar Agus.

Dengan struktur pasar yang efisien tersebut, lanjutnya, tentu juga akan membuat pemerintah dan BI siap apabila terjadi tappering off (pengurangan stimulus moneter) oleh Bank Sentral Amerika The Fed. Agus juga mengatakan saat ini perkembangan nilai tukar rupiah masih selaras dengan kondisi perkembangan di kawasan negara-negara berkembang namun juga tetap mewaspadai isu tappering off tersebut seandainya benar-benar terjadi.

"Tapi yang dapat dikendalikan di kita itu kan di NPI (neraca pembayaran Indonesia), jadi kita musti respon yang jangka pendek, menengah dan panjang supaya menunjukkan kondisi yang lebih sehat dan kami akan selalu menjaga stabilitas nilai tukar dan akan kita yakinkan mencerminkan kondisi fundamentalnya serta juga terbentuknya neraca pembayaran yang lebih sehat tadi," papar Agus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement