Senin 26 Aug 2013 21:25 WIB

Firmanzah: Fundamental Ekonomi Lebih Kokoh dari Krisis 1998

Firmanzah
Firmanzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fundamental ekonomi Indonesia saat ini diklaim lebih kuat dibanding saat krisis ekonomi 1998 dan 2008. Staf khusus Presiden bidang ekonomi, Firmanzah mengatakan daya tahan ekonomi Indonesia menghadapai gejolak ekonomi saat ini jauh lebih baik.

Namun begitu negara perlu mengantisipasi kemungkinan pengurangan stimulus moneter tahap III di Amerika Serikat. "Jika The Fed betul menghentikan stimulus moneter, kita butuh obat penawar segera," ujarnya di Jakarta, Senin (26/8).

Menurut Firmanzah, dampak pengurangan atau penghentian stimulus moneter di Amerika Serikat telah membuat goncangan tidak hanya di Asia-Pasifik (misalnya; India, Australia, Indonesia, Singapura, Malaysia, Philipina, Thailand) tetapi juga Amerika Latin.

"Brasil misalnya, menggelontorkan 60 miliar dolar AS untuk menstabilkan nilai tukar mata uangnya dan pasar saham," ujarnya.

Belajar dari krisis ekonomi 1998 dan 2008, lanjut Firmanzah, koordinasi atas policy-respons melalui Forum Stabilitas Sistem Keuangan (FSSK) semakin diintensfikan. Ia memuji keputusan pemerintah yang baru saja mengeluarkan empak paket kebijakan ekonomi.

“Terjaganya fundamental ekonomi saat ini ditambah dengan bauran kebijakan baik dalam fiskal-moneter-sektor riil akan meningkatkan daya tahan (resilient) ekonomi kita terhadap dampak gejolak eksternal,” papar Firmanzah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement