REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) mata uang rupiah masih melemah terhadap dolar AS pada Senin (26/8) pagi. Namun pelemahan kurs rupiah ini dalam kisaran yang mulai terbatas seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) mengeluarkan beberapa kebijakan untuk memperkuat likuiditas.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar lima poin menjadi Rp 10.980 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.975 per dolar AS. "BI mengeluarkan kebijakan dengan akan memperkuat likuiditas di perbankan nasional sebagai salah satu langkah kebijakan instrumen moneter rupiah sehingga kisaran pergerakannya mulai sempit," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (26/8).
Ia menambahkan diumumkannya paket kebijakan dari pemerintah untuk menahan sentimen negatif di pasar keuangan global dan domestik juga menjadi salah satu pemicu pelemahan rupiah mulai terbatas. "Meski demikian, diharapkan implementasinya dapat dijelaskan lebih rinci. Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 10.625-Rp 10.865 poin," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan paket kebijakan BI dengan tujuan menambah suplai valas (valuta asing). Melengkapi kebijakan pemerintah, BI juga mengeluarkan dua paket kebijakan dengan tujuan, meningkatkan pasokan valas, dan manajemen likuiditas rupiah.
"Ke dua kebijakan tersebut diikuti dengan langkah-langkah operasional yang lebih realistis dalam implementasinya. Tujuan paket yang pertama juga dimaksudkan untuk melakukan pendalaman pasar valas di Indonesia sebagai upaya untuk menarik devisa masuk ke dalam negeri," papar Lana. Di paket ke dua, lanjut dia, BI mencoba menarik rupiah dengan mengeluarkan instrumen baru Sertifikat Deposito Bank Indonesai (SDBI).