REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada hari ini (Jumat, 23/8) kembali bergerak melemah sebesar 175 poin menjadi Rp 11.035 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.860 per dolar AS. "Perbaikan sentimen di pasar uang kemungkinan akan terjadi pada hari ini, sehingga nilai tukar rupiah berpotensi menguat," kata ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat (23/8).
Ia mengatakan BI akan keluarkan Sertifikat Deposito Bank Indonesia (SDBI) dengan tenor tiga dan enam bulan. SDBI itu untuk memperbanyak instrumen pengendalian likuiditas perbankan. "Saat ini penempatan aset perbankan di BI dalam bentuk Fasilitas Simpanan BI (FasBI) tenor pendek tujuh hari, Sertifikat BI (SBI) dengan tenor sembilan bulan," paparnya.
Ia mengatakan penempatan dana di Bank Indonesia juga menjadi instrumen pengendalian terhadap rupiah, selain itu BI juga telah menerbitkan "foreign exchange swap" yang dilelang setiap hari Kamis. Pada lelang kemarin (22/8) BI menyerap 240 juta dolar AS untuk tenor satu dan enam bulan.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menambahkan Bank Indonesia akan menjaga pergerakan nilai tukar agar tidak terkoreksi lebih dalam. "Volatilitas di pasar uang cukup tinggi, pergerakannya cenderung melemah bagi mata uang domestik. Kendati demikian, Bank Indonesia akan terus melakukan intervensi sehingga depresiasi nilai tukar domestik tidak terlalu dalam," kata dia.
Menurut dia, beberapa langkah yang akan diambil pemerintah akan dapat memulihkan kepercayaan pasar sehingga ke depan mata uang domestik kembali stabil.