Jumat 16 Aug 2013 12:05 WIB

Pasar Asia Jatuh Karena Khawatir Terhadap Stimulus Fed

 Seorang pria berdiri di depan papan elektronik Nikkei 225 index di Tokyo.
Foto: AP//Itsuo Inouye
Seorang pria berdiri di depan papan elektronik Nikkei 225 index di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Pasar saham Asia turun mengikuti Wall Street Jumat karena munculnya kembali ketidakpastian di kalangan investor menyangkut waktu kapan Bank Sentral AS (Federal Reserve) akan mulai mengurangi program stimulusnya. Saham Tokyo anjlok 1,27 persen pada rehat siang dan saham Hong Kong turun 0,88 persen pada awal perdagangan. Pasar saham Seoul turun 0,48 persen, Sydney turun 0,86 persen dan Shanghai merosot 0,94 persen.

Klaim pengangguran AS mingguan turun ke level terendah dalam enam tahun, demikian data yang ditunjukkan Kamis (15/8), memicu aksi jual saham karena investor melihat angka tersebut sebagai tanda Fed bisa mulai mengurangi program pelonggaran kuantitatif senilai 85 miliar dolar AS seebulan pada September. Pada hari Kamis (15/8), indeks Dow Jones Industrial Average turun 1,47 persen sementara indeks teknologi Nasdaq kehilangan 1,72 persen.

"Data lapangan kerja telah mengejutkan pasar, dan menempatkan seluruh isu menjadi hangat kembali," kata Hiroichi Nishi, manajer ekuitas pada SMBC Nikko Securities. "Di pasar dalam kondisi perdagangan yang tipis, aksi jual besar-besaran cenderung meningkat sebelum berbagai hal stabil," tambah Nishi kepada Dow Jones Newswires.

Saham AS melemah ketika kinerja Cisco dan Walmart mengindikasikan prospek ekonomi yang memburuk dalam laporan keuangannya. Saham raksasa teknologi informasi Cisco anjlok 7,2 persen setelah melaporkan prospek penurunan di negara berkembang dan mengumumkan akan memangkas 4.000 pekerjaan. Walmart merilis pendapatan yang mengecewakan dan memangkas proyeksi 2013, karena pelemahan belanja konsumen di Amerika Serikat dan pasar luar negeri.

Di Sydney, kepala analis CMC Markets Ric Spooner mengatakan investor akan mempertanyakan apakah penurunan tajam semalam di pasar AS adalah awal dari sesuatu lebih besar. "Pasar akan menimbang kemungkinan penurunan yang signifikan koreksi valuasi saham dunia, yang dipimpin oleh AS, terhadap potensi suku bunga yang lebih rendah," ujarnya.

Dalam perdagangan pagi dolar berada pada 97,24 yen, sedikit berubah dari 97,36 di New York, Kamis (15/8). Euro berada pada 1,3347 dolar AS dan 129,80 yen, hampir datar dari 1,3346 dolar dan 129,96 yen.

Minyak turun setelah kenaikan lima hari, dengan kontrak utama New York, West Texas Intermediate untuk pengiriman September, turun 14 sen menjadi 107,19 dolar per barel. Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Oktober turun 12 sen menjadi 109,48 dolar. Emas naik sedikit pada 1.368,25 dari 1.365,00 pada perdagangan Kamis (15/8).

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement