Kamis 15 Aug 2013 16:50 WIB

AP II Diminta Tingkatkan Landasan Pacu Bandara

Bandara Soekarno Hatta
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Bandara Soekarno Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan akan menugasi BUMN Karya untuk membuat kajian sekaligus pengerjaan kontruksi untuk meningkatkan kekuatan landasan pacu (runway) atau pavement classification number (PCN) Bandara Soekarno-Hatta agar bisa disinggahi pesawat berbadan lebar seperti jenis AirBus 380.

"Kita sedang menugasi BUMN Karya membuat kajian teknologi. Dalam dua pekan kedepan kajiannya sudah harus rampung," kata Dahlan, usai menggelar Rapat Pimpinan Kementerian BUMN, di Kantor Pelindo II, Jakarta, Kamis (15/8).

Menurut Dahlan, BUMN Karya melakukan kajian namun yang akan mengerjakannya adalah BUMN yang memiliki pengalaman melaksanakan proyek pembangunan landasan bandara. "Kita ingin pengerjaan perkuatan landasan dilakukan, namun tidak menganggu operasional bandara, landing" dan "take off" pesawat," katanya.

Menurut Dahlan, dari sisi lebar dan panjang landasan pacu sudah sangat memadai, tinggal meningkatkan tingkat kekerasannya saja.

Sebelumnya, Garuda Indonesia dan PT Angkasa Pura II (Persero) sempat berseteru. Garuda menuding penundaan rute penerbangan ke London, karena tingkat PCN Soekarno-Hatta yang tidak memadai.

Sementara AP II tidak ingin didiskreditkan, dan meminta Garuda jika ingin ekspansi rute seharusnya berkoordinasi terlebih dahulu dan menyesuaikan dengan kondisi bandara. "Tidak bisa dibilang siapa benar siapa salah. Bisa dua-duanya benar (Garuda atau AP II). Bisa juga dua-duanya salah, saya tidak tahu," tuturnya.

Ia menjelaskan, saat ini trafik penerbangan Soekarno-Hatta terus meningkat, mencapai 69 pesawat per jam. "Sejak dibentuk Perum Navigasi, tingkat penerbangan melonjak, dari sebelumnya hanya 60 pesawat per jam," ujar Dahlan.

Selain memperkuat landasan, nantinya bagian kanan dan kiri landasan atau enam meter dari sayap akan dikeraskan sehingga bisa mendukung operasional pesawat berbadan berbadan besar. Terkait pendanaan, Dahlan mengatakan akan menjadi biaya AP II, yang akan disetujui pemegang saham.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement