REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri mengatakan, ada kemungkinan target pertumbuhan ekonomi 2013 sebesar 6,3 persen tidak tercapai, karena realisasi pertumbuhan hingga semester I masih di bawah enam persen. "Ada risiko pertumbuhan di bawah 6,3 persen karena realisasi pertumbuhan semester satu sekitar 5,9 persen," ujarnya di Jakarta, Jumat (2/8).
Chatib mengatakan, dengan kondisi ini maka pemerintah akan melakukan upaya ekstra agar angka pertumbuhan ekonomi berada di atas enam persen, dan tidak terlalu meleset dari target yang telah ditetapkan dalam APBN-Perubahan. "Perkiraan Kementerian Keuangan sekitar 6 atau 6,1 persen, kita harus ekstra di semester dua, tapi dengan ekstra saja target pertumbuhan berat 6,3 persen," katanya.
Chatib menjelaskan, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pasokan bahan pangan dan makanan, karena komoditas tersebut menjadi salah satu penyumbang inflasi pada Juli yang tercatat sebesar 3,29 persen. Kemudian, menjaga laju inflasi di lima bulan tersisa agar daya beli masyarakat tidak tergerus dan konsumsi rumah tangga tetap stabil. Hal tersebut dapat dilakukan karena efek kenaikan harga bensin pada Juni akan hilang, seusai Agustus.
"Konsumsi rumah tangga akan stabil di September, sehingga saya berharap pertumbuhan ekonominya nanti tidak lagi bergantung pada investasi, tapi konsumsi rumah tangga," ujar Chatib.
Selain itu, pemerintah berupaya mempercepat penyerapan anggaran belanja dengan mempermudah proses penyiapan dokumen pencairan, agar dapat ikut memberikan kontribusi pada pertumbuhan. "Kemarin kita sudah keluarkan gaji ke-13, itu akan dorong pengeluaran belanja pemerintah di semester dua dan akan mendorong konsumsi. Saya juga sudah presentasikan langkah simplifikasi prosedur percepatan," papar Chatib.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2013 mencapai 5,81 persen (yoy). Dengan demikian, secara kumulatif pertumbuhan ekonomi pada semester I 2013 mencapai 5,92 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang tumbuh 5,81 persen (yoy) didukung oleh pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yang tumbuh 5,06 persen, Konsumsi Pemerintah 2,13 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 4,67 persen, ekspor 4,78 persen serta impor 0,62 persen.