REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petani membandingkan niatan investor asing dengan perilaku pemerintah untuk membangun bisnis persawahan di Indonesia. Saat lahan seolah mencari incaran investor asing, pemerintah justru hendak membangun lahan pertanian di Kamboja.
"Mengapa pemerintah tidak memaksimalkan saja lahan yang ada di Indonesia, seperti para investor asing itu," ujar Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Rabu (31/7).
Beberapa hal perlu diberi perhatian terhadap rencana ini. Pertama, mau dipasarkan kemana hasil lahan tersebut. Petani keberatan apabila hasil lahan digunakan untuk memasok kebutuhan negara investor. "Kalau dibawa ke negaranya, kami keberatan. Jelas luas lahan kita jadi sempit, dia mengurangi aset kita," ujarnya.
Kedatangan investor asing dinilai tidak akan memberi banyak manfaat. Namun apabila benar ada teknologi yang bisa mendukung budidaya lahan pangan, sebaiknya pemerintah perlu berkaca, mengapa justru negara lain yang jeli melihat peluang ini. Petani menurut dia akan rela menjual tanah miliknya apabila harga yang ditawarkan cukup bagus.