REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata uang rupiah pada Selasa (30/7) pagi kembali bergerak melemah sebesar 20 poin terhadap dolar AS seiring masih minimnya sentimen positif di pasar uang domestik maupun eksternal. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 20 poin menjadi Rp 10.285 dibanding sebelumnya di posisi Rp 10.265 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih belum beranjak dari area negatif seiring minimnya sentimen positif baik dari dalam negeri maupun global. "Mata uang rupiah sempat terapresiasi, namun pelemahan mata uang yuan China seiring dengan ekspektasi pelemahan ekonomi di negara tersebut memberi dampak negatif bagi nilai tukar rupiah," kata dia di Jakarta, Selasa (30/7).
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang menahan diri jelang pertemuan The Fed pada 30-31 Juli 2013 mendatang yang akan membahas kelanjutan dari stimulus moneter ekonominya. "Hal itu cukup ditunggu pelaku pasar keuangan sebagai langkah investasi ke depannya," kata dia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, pelaku pasar masih bereaksi negatif dengan sikap Bank Indonesia yang cenderung mengurangi intervensi rupiah, sehingga kondisi itu memungkinkan mata uang domestik kembali tertekan.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan masih terlalu cepat untuk menyimpulkan bahwa akan ada pengurangan stimulus keuangan AS. "Diperkirakan program stimulus masih akan tetap berjalan sedikit lebih lama dari prediksi sebelumnya," katanya.