Rabu 24 Jul 2013 04:41 WIB

Pemulihan Produksi Bawang Butuh Tiga Tahun

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bawang Merah
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Bawang Merah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gagal panen yang terjadi pada komoditas bawang diperkirakan memberi dampak berkepanjangan. Pemulihan produktivitas lahan bawang membutuhkan waktu tiga tahun. “Ini kalau pemerintah rajin. Kalau gagal panen dianggap biasa saja, mungkin lahannya baru pulih setelah lima tahun,” kata Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI) Agusman Kastojo, ketika dihubungi ROL, Rabu (24/7).

Agusman mengatakan, gagal panen tahun ini membuat produksi turun sekitar 70 persen. Namun, durasi pemulihan yang panjang di antaranya untuk menciptakan bibit unggul. Proses ini setidaknya memakan waktu selama dua tahun.

Pemerintah juga perlu memberikan penyuluhan dan pendampingan pada petani agar bisa melakukan budi daya kembali. Agusman pun menyarankan pemerintah menggandeng asosiasi untuk transfer ilmu pertanian. Tujuannya agar petani tidak mengambil jalan pintas tiap kali gagal panen. Ketika harga bawang tinggi, harga bibit ikut melambung. Petani pun menjual bibit dan menyebabkan produksi bawang sangat minim sekarang ini.

Tidak hanya edukasi kepada petani, Agusman menyatakan, pemerintah juga perlu menyediakan fasilitas, seperti ruangan berpendingin dan gudang. Fasilitas ini untuk menjamin ketersediaan pasokan apabila terjadi gagal panen.

Dengan menempatkan kelebihan panen di gudang, petani maupun pemerintah tak perlu selalu ketar-ketir akibat anomali cuaca. Cara yang sama telah diterapkan di beberapa negara, seperti Vietnam, Thailand, dan India. Apabila terjadi kekurangan 1.000 ton, negara-negara itu mengeluarkan produk sejumlah kekurangan. Pasar pun tidak banjir produk yang mengakibatkan harga terpuruk.

Saat ini, harga bawang masih berkisar Rp 35 ribu per kilogram. Kementerian Perdagangan sudah mendatangkan 1.700 ton bawang merah untuk menstabilkan harga. Mulai pekan depan, bawang merah impor sebanyak 4.718 ton dari Vietnam dan Thailand segera masuk pasar Indonesia.

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Bachrul Chairi mengatakan, pemerintah mengalihkan impor dari Thailand karena Cina juga mengalami gagal panen, seperti halnya di Indonesia. “Awalnya pemerintah akan mengimpor bawang merah dari Cina dan Vietnam,” kata Bachrul.

Bachrul mengatakan, 1.163 ton bawang merah akan tiba pekan depan. Kemudian, pada 14 hingga 25 Agustus, 3.178 ton bawang merah akan masuk lagi. Kalau ditotal hingga 25 Agustus, ada 4.718 ton bawang merah yang diimpor. "Bisa segera disebarluaskan untuk memenuhi kebutuhan," ujar dia.

Selain bawang merah, Bachrul melanjutkan, pemerintah juga akan mendatangkan 180 ton cabai rawit merah dari dua negara tersebut. Dia berharap, dengan datangnya dua komoditas impor itu harga cabai dan bawang akan kembali stabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement