REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Kota Beijing berencana menaikkan tarif kereta bawah tanah (subway) dan bus, mulai tahun depan. Komisi Transportasi Pemkot Beijing dalam pernyataan tertulisnya di Beijing, Selasa (16/7) menyebutkan selama ini Beijing menjadi kota dengan biaya transportasi paling murah di Cina.
Namun, lanjut laporan tersebut, hal itu menyebabkan industri transportasi publik di Beijing mengalami kerugian hingga satu miliar yuan per tahun. Terkait itu, Komisi Transportasi Pemkot Beijing terus mengadakan penelitian tentang biaya operasional transportasi publik di ibukota Cina itu, dan ditargetkan selesai akhir tahun ini. "Dari hasil riset tersebut, akan ditentukan besaran kenaikan yang akan diberlakukan," kata pihak Komisi Transportasi Pemkot Beijing.
Selama ini masyarakat Beijing membayar sekitar satu hingga dua yuan atau sekitar Rp 1.500 sampai Rp 3.000 untuk subway dan bus keseluruh jurusan tergantung jauh dekatnya jarak. Biaya itu akan lebih murah lagi jika masyarakat menggunakan kartu berlangganan yang dapat diisi ulang sesuai kebutuhan pengguna di setiap loket subway dan bus.
Sejak dua pekan silam, kenaikan tarif transportasi publik telah diberlakukan untuk moda taksi yakni sebesar 13 yuan saat detik pertama dari semula 10 yuan. Tarif itu akan bertambah tiga yuan setiap tiga kilometer.