REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (11/7) pagi bergerak melemah terbatas seiring dengan penjagaan Bank Indonesia (BI) di pasar uang. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp 9.970 dibanding posisi sebelumnya Rp 9.955 per dolar AS.
"Rupiah masih dijaga oleh Bank Indonesia di kisaran antara Rp 9.950-Rp 9.980 per dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis (11/7).
Lana menambahkan peluang penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup terbuka menyusul hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari Kamis (11/7) kemungkinan memberi peluang kenaikan suku bunga acuan (BI rate) minimum 25 basis poin (bps). "Kenaikan BI rate itu dimungkinkan mengingat inflasi masih akan mencapai titik tertingginya di bulan Juli. Proyeksi BI untuk inflasi Juli akan mencapai 2,34 persen," kata dia.
Lana menambahkan pertimbangan ekspektasi kenaikan BI rate juga untuk mencegah aksi jual investor asing di pasar keuangan domestik berlanjut. "Cadangan devisa mengalami penurunan menjadi 98,1 miliar dolar AS, hal itu seiring dengan tekanan jual dari investor asing di pasar keuangan meningkat," kata dia.
Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan dari eksternal, pelemahan rupiah juga didorong dari ekonomi Cina yang mengalami perlambatan, hal itu dikarenakan turunnya ekspor-impor Cina pada Juni 2013 sehingga diperkirakan memberi dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Selain itu, lanjut Rully, sentimen negatif juga datang dari lembaga dana moneter internasional (IMF) yang merevisi turun proyeksi ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 3,1 persen untuk tahun 2013.