REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peternak ayam kampung telah menaikkan harga jual jelang Ramadhan. Ayam kampung dianggap produk premium dan bukan pangan reguler. Sebelumnya harga kampung di pulau Jawa dihargai Rp 28 ribu per kilogram (kg). Kini harganya mencapai Rp 35 ribu per kg. Lalu di luar pulau Jawa, ayam kampung dihargai sekitar Rp 45 ribu hingga Rp 55 ribu kg oleh peternak.
Ketua Umum Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia mengatakan harga ayam akan turun usai Lebaran. Namun harga di pulau Jawa akan bertahan di kisaran Rp 32 ribu per kg. Sedangkan di luar pulau Jawa, peternak telah menetapkan standar harga Rp 40 ribu per kg. "Peternak ayam lokal tidak punya dosa sosial jika naikkan harga," ujarnya, Ahad (7/7).
Dari tahun ke tahun, jelang Lebaran permintaan ayam begitu tinggi. Ayam kampung, meskipun sedikit mahal, masih dicari karena kualitasnya berbeda dengan ayam ras (negeri). Harga ayam ras cenderung fluktuatif karena permintaan yang tidak seimbang dengan jumlah pasokan.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengimbau agar konsumen melakukan pembelian dengan wajar. Sikap ini dibutuhkan agar harga tidak semakin meroket. Selain itu, pedagang diminta untuk menaikkan harga dengan wajar. Ia melihat tingginya harga antara lain disumbang ulah pedagan yang memanfaatkan momentum Lebaran untuk meraup untung setinggi-tingginya.
Salah satu yang disoroti ialah harga daging ayam negri yang cukup tinggi di Jabodetabek. Saat kunjungan ke pasar Bogor, Suswono mendapati harga daging ayam ras telah mencapai. Rp 40 ribu per kg. Padahal sebelumnya harga ayam tersebut hanya Rp 28 ribu per kg. "Kita himbau agar mereka menerapkan etika berbisnis, termasuk toleransi," ujarnya.