REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali berada di area negatif atau melemah pada Jumat (5/7) pagi didorong oleh data ekonomi AS yang positif. Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp9.960 dibanding posisi sebelumnya Rp9.935 per dolar AS.
"Dolar AS kembali menguat terhadap nilai tukar rupiah seiring dengan membaiknya data-data tenaga kerja AS, sehingga menunjukan adanya perbaikan ekonominya," ujar Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (5/7).
Ia mengatakan kondisi itu semakin menguatkan alasan The Fed untuk mulai mengurangi stimulus keuangannya, sehingga investasi asing di negara-negara berkembang termasuk Indonesia akan mengalami penurunan. Selain itu, lanjut dia, tekanan terhadap rupiah juga terjadi setelah mata uang euro melemah. Kemudian, masih besarnya nilai investasi asing yang keluar dari bursa saham domestik menambah sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah.
"Sentimen negatif di pasar uang domestik yang ada saat ini cukup kuat sehingga rupiah cenderung tertekan," katanya. Meski demikian, kata Reza, nilai tukar rupiah berfluktuasi stabil seiring dengan Bank Indonesia (BI) yang berkomitmen untuk menjaga mata uang domestik itu.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terkendali seiring Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas mata uang domestik. "Secara teknikal pergerakan nilai tukar domestik terhadap dolar AS juga masih terjaga," katanya.