REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menganggarkan belanja modal pada tahun 2012 sebesar Rp60 miliar untuk mendukung pengembangan industri pasar modal Indonesia. "Dana sebesar itu diambil dari kas internal BEI yang akan digunakan untuk pengembangan dan edukasi di pasar modal baik internal maupun eksternal," ujar Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Hamdi Hassyarbaini di Jakarta, Rabu (19/6).
Ia menyebutkan mayoritas dana tersebut akan digunakan BEI untuk pengembangan sistem perdagangan, seperti membangun infrastruktur pusat penanggulangan bencana (disaster recovery center/DRC) dan mesin utama. "Mungkin untuk pengembangan sistem perdagangan akan menyerap sebesar 50 persen dari total belanja modal yang dianggarkan tahun 2013, dan sisanya untuk kebutuhan lainnya, diantaranya program edukasi bagi anggota bursa (AB), investor, dan calon investor pasar modal," ungkapnya.
Hamdi menambahkan hingga semester I 2013 ini pihaknya telah merealisasi sekitar 30 persen dana dari total belanja modal tersebut. "Memang baru terserap sedikit di semester I 2013 ini, nanti akan lebih banyak terserap di semester II, karena banyaknya pembiayaan untuk perbaikan dan pemeliharaan sistem," jelasnya.
Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) BEI dipaparkan, sepanjang tahun 2012 BEI mencatat kenaikan pendapatan usaha secara konsolidasi sebesar Rp 712,44 miliar. Kenaikan itu diikuti meningkatnya laba bersih BEI sebesar Rp 218,09 miliar di tahun 2012.
Aset lancar BEI juga mengalami kenaikan 25,74 persen menjadi Rp 3,93 triliun dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp 3,12 triliun. Nilai total aset sebesar Rp 4,53 triliun atau naik 23,37 persen dari total aset tahun sebelumnya sebesar Rp 3,67 triliun.
"Laba bersih BEI secara konsolidasi sebesar Rp 218,09 miliar. Namun, kalau tidak secara konsolidasi laba bersih BEI mencapai Rp 115 miliar di 2012. Untuk tahun 2013 laba bersih BEI tanpa konsolidasi ditargetkan sebesar Rp 200 miliar," ujar Hamdi.