REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS Jumat (14/6) pagi kembali berada di area positif atau menguat lima poin setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan BI rate menjadi 6,00 persen. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar lima poin menjadi Rp 9.885 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.890 per dolar AS.
"Kebijakan untuk menaikan BI rate menjadi 6,00 persen itu merupakan salah satu langkah untuk menahan pelemahan rupiah dan menahan dampak inflasi karena bahan bakar minyak (BBM) akan dinaikkan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (14/6).
Ia menambahkan kenaikan BI rate itu cukup ampuh menguatkan mata uang domestik terhadap dolar AS pada saat ini. Dalam beberapa hari terakhir BI juga cukup gencar menjaga rupiah.
Menurut dia, kenaikan BI rate merupakan preemptive policy merespon ekspektasi inflasi yang terus meningkat di tengah tekanan di pasar global saat ini.
Pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova menambahkan naiknya BI rate merupakan salah satu antisipasi untuk membantu rupiah keluar dari tekanan dolar AS ke depannya. Ia mengatakan kebutuhan dolar AS saat ini juga masih tinggi menyusul pembayaran utang swasta luar negeri pada Juli-Agustus mendatang.
"Persedian dolar AS minim sementara kebutuhan tinggi, kondisi itu yang membuat dolar AS menguat di dalam negeri pada akhir-akhir ini," ucapnya.