Selasa 11 Jun 2013 23:53 WIB

Dekati Ramadan, Harga Beras di Jatim Stabil

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Beras yang disalurkan Bulog kepada masyarakat.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Beras yang disalurkan Bulog kepada masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Timur (Jatim)mengklaim kenaikan harga barang jelang Ramadan dan penyesuaian tarif baru bahan bakar minyak (BBM) tidak akan mempengaruhi harga beras. Selain stok yang mencukupi, wilayah Jatim dinilai sebagai kawasan panen berantai.

Kepala Perum Bulog, Rusdianto mengatakan,ada tiga wilayah yang dalam waktu dekat memasuki tahap panen yakni Kabupaten Ngawi, Bojonegoro dan Lamongan.

Setelah masa ketiganya mulai berakhir, daerah lain di provinsi tersebut justru baru beranjak ke musim panen.

“Jadi terus menerus mengalami perputaran, ditambah kondisi cuaca belakangan ini yang masih mendukung,” kata Rusdianto pada Republika di ruangannya, Selasa (11/6).

Penyerapan beras petani oleh Bulog tahun ini dinilai cukup bagus rata-rata 98 persen. Realisasinya sudah mencapai 645.000 ton dari target 1,1 juta di tahun 2013, namun beberapa daerah persentasenya masih sekitar 90 persen seperti Madura, Malang dan Bojonegoro.

Meski dianggap cukup memuaskan, Bulog, kata Rusdianto, tetap menyiapkan strategi seperti penyaluran beras untuk rakyat miskin (Raskin) sampai 15 kali dalam setahun.

Dia menilai, upaya tersebut merupakan bentuk kompensasi terhadap kenaikan BBM. Bulog, ujarnya siap melakukan itu lantaran ketersediaan beras yang ada di gudang mencapai sekitar 640.000 ton.

Jumlah tersebut, dia memperkirakan, cukup untuk memenuhi kebutuhan sektoral selama 14 bulan dengan total penyaluran 43.000 ton per bulan terhadap 2.857.469 rumah tangga sasaran (RTS).

“Kemudian, di bulan puasa, pasar rakyat akan kami buka tiga hari per minggu,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement