Sabtu 01 Jun 2013 20:17 WIB

Rupiah Melemah Karena Pemerintah Ragu Soal BBM

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Mansyur Faqih
Didik J Rachbini
Foto: Republika/Andi Nur
Didik J Rachbini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institute for Development and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengatakan melemahnya nilai tukar rupiah merupakan cermin ketidakmampuan pemerintab mengelola APBN. "Nilai tukar rupiah karena APBN tidak beres," kata Didik di Jakarta, Sabtu (1/6).

Salah satu bentuk kegagalan mengelola APBN tercermin lewat keraguan pemerintah menaikan harga BBM. Didik menyatakan, pemerintah terlalu asik bermain dalam tataran wacana namun tidak kunjung tegas menaikan harga BBM. 

Sikap seperti ini alhasil menciptakan ketidakpercayaan pasar menanamkan modal. Di saat yang sama para spekulan turut bermain dengan mengurangi distribusi bahan-bahan pokok ke masyarakat. 

Didik menyatakan, faktor besar penting yang membuat APBN defisit adalah BBM impor yang dibeli pemerintah. Hal itu memaksa pemerintah mengeluarkan cadangan devisa berupa dolar dalam jumlah besar.

Dalam konteks ini Didik berpendapat kenaikan BBM merupakan keharusan yang tidak terelakan. "Menaikan BBM menjadi salah satu solusi menguatkan rupiah," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement